Metode Pembelajaran

Untuk menghadapi era  industri  4.0  dan  menghadapi  smart  society  5.0ΒΈ metode pembelajaran yang digunakan di Program Studi Sosiologi merupakan kombinasi pembelajaran konvensional berbasis kelas dan pembelajaran daring. Setiap mata kuliah menerapkan pembelajaran e-learning paling sedikit 10% dari total pertemuan. Beberapa metode pembelajaran yang akan digunakan meliputi: kuliah, kuliah berbasis lapangan, pembelajaran berbasis magang, pembelajaran berbasis membangun desa/KKNT. Semua metode ini diharapkan dapat secara efektif memfasilitasi pemenuhan capaian pembelajaran lulusan dengan menitikberatkan pada apa yang disebut dengan metode Student Centered Learning (SCL).

Kuliah, metode ini dalam bentuk tatap muka di kelas kecil (jumlah mahasiswa maksimal 20 orang). Dan juga menerapkan pembelajaran daring melalui aplikasi pembelajaran online yang telah tersedia, seperti zoom meeting, gmeet, dan aplikasi pembelajran online yang ditetapkan oleh Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

Kuliah berbasis lapangan, metode ini dalam bentuk pembelajaran lapangan untuk memberi pengalaman spesifik kepada mahasiswa dalam rangka mengembangkan imajinasi, kreatifitas, dan daya bayang ruang mahasiswa Sosiologi. Kuliah lapangan ini dilakukan dalam bentuk observasi, dan penggalian data (wawancara).

Pembelajaran berbasis magang, metode ini dalam bentuk kegiatan akademis di luar kampus sebagai media bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman real dalam dunia masyarakat, dunia politik, dunia birokrasi dan dunia industri. Kegiatan magang ini setara dengan 20 SKS mata kuliah (MK).

Pembelajaran berbasis membangun desa/KKNT, metode ini dalam bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah masyarakat di luar kampus dan secara langsung bersama- sama masyarakat mengidentifikasi potensi serta menangani masalah sehingga diharapkan mampu mengembangkan potensi desa/daerah dan meramu solusi


untuk masalah yang ada di desa. Kegiatan Membangun Desa/KKNT diharapkan juga dapat mengasah soft skill kemitraan, kerja sama tim lintas disiplin/keilmuan (lintas kompetensi), dan leadership mahasiswa dalam mengelola program pembangunan di wilayah pedesaan.