Lamongan, Jawa Timur – Tim akademisi Program Studi Sosiologi Universitas Wijaya Kusuma Surabaya baru-baru ini melaksanakan program pengabdian masyarakat di Desa Tejoasri, Lamongan Jawa Timur, dengan fokus pada pemberdayaan dan pendidikan kader pendamping keluarga setempat untuk mencegah kekerasan dalam rumah tangga. Inisiatif yang dipimpin oleh Dr. Suharnanik, S.KM., M.Si, beserta anggota tim Dr. Umar Sholahudin, S.Sos., M.Sosio, Samuel Gading Napitupulu, dan Victoria Rani Deviana, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan sistem pendukung untuk mengurangi kasus kekerasan dalam rumah tangga.
Melalui program bertajuk “Pemberdayaan dan Sosialisasi Kader Pendamping Keluarga untuk Mencegah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)”, tim melakukan serangkaian lokakarya dan sesi interaktif. Kegiatan-kegiatan ini membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan penting untuk mengidentifikasi, merespons, dan mendukung mereka yang berisiko mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Program ini memberikan sosialisasi yang berkaitan dengan bentuk-bentuk KDRT, faktor yang mempengaruhi KDRT, membekali para kader dengan pemahaman hak dan kewajiban keluarga yang diperlukan untuk bertindak secara efektif dalam mencegah KDRT.
Menurut Dr. Suharnanik, program ini menjawab kebutuhan mendesak akan solusi berbasis komunitas terhadap kekerasan dalam rumah tangga. “Melalui inisiatif ini, kami berharap dapat membangun jaringan individu yang berpengetahuan dan berempati yang dapat secara aktif berkontribusi terhadap lingkungan yang lebih aman bagi keluarga di Desa Tejoasri. Memberdayakan anggota masyarakat dengan keterampilan ini merupakan langkah signifikan menuju pembentukan masyarakat yang lebih suportif dan tangguh,” jelasnya.
Program ini mendapat partisipasi antusias dan umpan balik dari kader lokal, yang menyatakan tujuan dan komitmen baru untuk melindungi keluarga rentan. Banyak kader menyatakan bahwa pengetahuan yang didapat tidak hanya membekali mereka dengan strategi pencegahan namun juga memperkuat respon masyarakat terhadap kekerasan dalam rumah tangga.
Tim berharap inisiatif ini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain di Jawa Timur, dan menginspirasi upaya serupa di seluruh wilayah untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan bebas kekerasan bagi seluruh keluarga.