fisip | Thursday, 16 January 2025 | 12:17 WIB  


Heru Dwi Herbowo, S.Sos., M.A., seorang dosen di Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (FISIP UWKS), terpilih untuk mempresentasikan artikel ilmiahnya dalam The 2nd International Conference of the ASEAN Social Work and Social Development 2025. Total dari 400 artikel ilmiah yang masuk hanya dipilih 50 artikel terbaik. Konferensi ini diselenggarakan pada tanggal 9–10 Januari 2025 di Bangkok, Thailand.


Acara yang bertemakan "Social Work Horizons: Charting the Path with Research and Practice" ini diorganisir oleh jaringan organisasi internasional, termasuk China and Global Development Network dari The Hong Kong Polytechnic University, Chulalongkorn University, The International Association School of Social Work, The Asia-Pacific Association of Social Work Education, Peking University-The Hong Kong Polytechnic University China Social Work Research Centre, Thailand Association of Social Work and Social Welfare Education, Social Work Professionals Council of Thailand, Kementerian Pembangunan Sosial dan Keamanan Manusia Thailand, serta ASEAN Training on Social Work and Social Welfare Center.


Heru mempresentasikan hasil penelitiannya yang mengangkat isu kesehatan mental mahasiswa dan tren bunuh diri di kalangan generasi muda. Penelitian ini memberikan perspektif baru mengenai pentingnya intervensi berbasis komunitas dan pendekatan inovatif dalam pekerjaan sosial di era digital.


Konferensi ini dihadiri oleh para peneliti, praktisi, pembuat kebijakan, dan pemimpin komunitas dari negara-negara anggota ASEAN dan sekitarnya. Para peserta akan mendiskusikan berbagai tantangan sosial di kawasan, termasuk pembangunan berkelanjutan, inovasi dalam praktik sosial, serta dampak perubahan iklim terhadap masyarakat.


Konferensi internasional ini berlangsung di Bangkok, Thailand, pada tanggal 9–10 Januari 2025. Partisipasi dalam konferensi ini memberikan kesempatan bagi Heru untuk memperkenalkan perspektif Indonesia dalam menangani isu-isu sosial di tingkat ASEAN. Selain itu, acara ini menjadi ajang kolaborasi bagi para pekerja sosial dalam menemukan solusi inovatif untuk menjawab tantangan yang ada.


Dia berharap bahwa hasil diskusi dan kolaborasi dalam konferensi ini dapat berkontribusi pada peningkatan kapasitas pekerja sosial di Indonesia. Ia juga berharap agar hasil konferensi dapat menginspirasi pendekatan baru dalam pekerjaan sosial, khususnya dalam mengatasi masalah kesehatan mental dan isu sosial lainnya di ASEAN.


“Melalui konferensi ini, saya berharap Indonesia dapat semakin menunjukkan kontribusi nyata di dunia pekerjaan sosial, baik di tingkat nasional, regional, maupun internasional. Semoga kolaborasi lintas negara yang sudah terjalin dapat memperkuat solidaritas ASEAN dalam menghadapi berbagai tantangan sosial, serta mendorong kemajuan dunia pekerjaan sosial dan pembangunan sosial yang inovatif dan berkelanjutan,” ujar dosen muda ini.


Dengan partisipasi ini, semoga  dapat membawa harapan besar bagi pengembangan ilmu pekerjaan sosial di Indonesia dan ASEAN, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.


hdh - ks